A. ASAL USUL
Jeruk kalamansi berasal dari Republik Rakyat Tiongkok, kemudian menyebar luas hingga ke wilayah Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia, dan wilayah-wilayah lain hingga ke Florida, Panama. Jeruk kalamansi memasuki wilayah Florida pada tahun 1900 atau akhir tahun 1800 melalui Chile. Negara yang paling besar memproduksi jeruk kalamansi saat ini adalah Filipina. Para ahli tanaman holtikultura percaya bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan (hibrida) dari jeruk keprok dan jeruk mandarin, atau jeruk keprok dan kumquat, atau kumquat dan jeruk mandarin. Secara teknis, para ahli di Tiongkok pernah mengatakan bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan antara Citrus reticulata dan Citrus japonica. Namun, menurut penelitian, perpaduan antara sub-spesies sitrus (sitrat) itu telah dibudidayakan begitu lama sehingga membuat asal-usul jeruk tersebut kabur. Nama awal dari jeruk kalamansi ini adalah Citrus madurensis Loureiro, sebuah nama yang diberikan oleh seorang pria bernama Loureiro yang menemukan buah ini di pulau Madura, dekat Pulau Jawa. Namun ia mengklarifikasinya setelah diketahui asal-usul aslinya di kemudian hari.
Saya sedikit terkejut ketika mudik ke Bengkulu 6 tahun, Jeruk kalamansi menjadi buah yang berkembang pesat di Provinsi Bengkulu khususnya kota Bengkulu. Bahkan menjadi salah komoditas perkebunan selain kopi. Bengkulu juga menghasilkan kopi yang sangat harum loh, tergolong kopi robusta, brand kopi yang terkenal di Provinsi Bengkulu ini adalah kopi 101. Jeruk Kalamansi (Inggris: calamondin atau calamansi; Melayu: limau kesturi) adalah jenis buah jeruk yang berbau harum, dan memiliki rasa yang asam ketika sudah masak, dan pahit ketika masih mentah. Jeruk kalamansi memiliki dua jenis yang biasanya dibedakan dari warna kulitnya, yaitu jenis yang disebut dalam nama ilmiah (Bahasa latin) Citrofortunella microcarpa berwarna kuning kehijauan atau seperti gradasi, terdapat bagian yang kuning dan pada beberapa tempat terdapat warna hijau, dan yang kedua, yang disebut Citrofortunella mitis biasanya memiliki warna kuning mencolok. Jeruk ini telah ada di seluruh Asia Tenggara, terutama di Republik Rakyat Tiongkok dan Filipina. Jeruk kalamansi ditemukan banyak berkembang di Republik Rakyat Tiongkok, bagian Swatow. Orang Tiongkok meyakini bahwa keberadaan jeruk kalamansi membawa keberuntungan sebuah rumah, oleh karena itu mereka juga menanamnya di rumah. Jeruk kalamansi banyak dibudidayakan di Bengkulu, dan diproduksi secara besar-besaran untuk dijual dalam hasil olahan bernama sirup kalamansi. Permulaan gerakan budidaya jeruk kalamansi ditandai dengan pencanangan gerakan "satu desa satu produk" (OVOP: one village one product) oleh Wakil Presiden Boediono pada tahun 2009. Jeruk kalamansi juga dapat dijumpai di Bali dengan sebutan Melayu, yaitu limau kesturi.
B. MORFOLOGI TANAMAN
Buah jeruk kalamansi memiliki kulit dengan permukaan halus dan berpori minyak, berwarna kuning, atau berwarna hijau kekuning-kuningan. Besar jeruk kalamansi berdiameter antara 3–4 cm. Buah tersebut sangat kaya akan bulir-bulir sitrat yang mudah dipisahkan dan mengandung vitamin C. Satu buah jeruk kalamansi memiliki kandungan karbohidrat 3%, mineral 1%, asam askorbat 0,1%, dan asam sitrat 3%. Kulitnya kaya akan minyak esensial dan asam askorbat (0,15%). Satu jeruk kalamansi terdiri dari kira-kira 12 kalori, berisi sekitar 1,2 g serat, 37 mg kalium, 7,3 mg vitamin C, 57,4 mg IU vitamin A, 8,4 mg kalsium, 15,5 g air, dan 3,1 g karbohidrat.
Pohon jeruk kalamansi mampu tumbuh dengan ketinggian kira-kira 2–7 m, tumbuh tegak ramping, silindris, cabang yang padat, batang berduri, daun dan batang mengembang menyamping, memiliki akar tunggang dan dalam.
Daun jeruk kalamansi sangat aromatik, berbentuk oval, berwarna hijau gelap, permukaan atas mengilap, permukaan bawah berwarna hijau kekuningan, dan berukuran 4–7 cm. Pada bagian dekat tangkai, daunnya bertepi halus, semakin ke pucuk semakin bergerigi.
Bunga jeruk kalamansi terdiri dari bunga majemuk, memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga pada satu pohon, sehingga satu pohon kalamansi mampu melakukan pembuahan tanpa adanya pohon lain.
Jeruk kalamansi berasal dari Republik Rakyat Tiongkok, kemudian menyebar luas hingga ke wilayah Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia, dan wilayah-wilayah lain hingga ke Florida, Panama. Jeruk kalamansi memasuki wilayah Florida pada tahun 1900 atau akhir tahun 1800 melalui Chile. Negara yang paling besar memproduksi jeruk kalamansi saat ini adalah Filipina. Para ahli tanaman holtikultura percaya bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan (hibrida) dari jeruk keprok dan jeruk mandarin, atau jeruk keprok dan kumquat, atau kumquat dan jeruk mandarin. Secara teknis, para ahli di Tiongkok pernah mengatakan bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan antara Citrus reticulata dan Citrus japonica. Namun, menurut penelitian, perpaduan antara sub-spesies sitrus (sitrat) itu telah dibudidayakan begitu lama sehingga membuat asal-usul jeruk tersebut kabur. Nama awal dari jeruk kalamansi ini adalah Citrus madurensis Loureiro, sebuah nama yang diberikan oleh seorang pria bernama Loureiro yang menemukan buah ini di pulau Madura, dekat Pulau Jawa. Namun ia mengklarifikasinya setelah diketahui asal-usul aslinya di kemudian hari.
Saya sedikit terkejut ketika mudik ke Bengkulu 6 tahun, Jeruk kalamansi menjadi buah yang berkembang pesat di Provinsi Bengkulu khususnya kota Bengkulu. Bahkan menjadi salah komoditas perkebunan selain kopi. Bengkulu juga menghasilkan kopi yang sangat harum loh, tergolong kopi robusta, brand kopi yang terkenal di Provinsi Bengkulu ini adalah kopi 101. Jeruk Kalamansi (Inggris: calamondin atau calamansi; Melayu: limau kesturi) adalah jenis buah jeruk yang berbau harum, dan memiliki rasa yang asam ketika sudah masak, dan pahit ketika masih mentah. Jeruk kalamansi memiliki dua jenis yang biasanya dibedakan dari warna kulitnya, yaitu jenis yang disebut dalam nama ilmiah (Bahasa latin) Citrofortunella microcarpa berwarna kuning kehijauan atau seperti gradasi, terdapat bagian yang kuning dan pada beberapa tempat terdapat warna hijau, dan yang kedua, yang disebut Citrofortunella mitis biasanya memiliki warna kuning mencolok. Jeruk ini telah ada di seluruh Asia Tenggara, terutama di Republik Rakyat Tiongkok dan Filipina. Jeruk kalamansi ditemukan banyak berkembang di Republik Rakyat Tiongkok, bagian Swatow. Orang Tiongkok meyakini bahwa keberadaan jeruk kalamansi membawa keberuntungan sebuah rumah, oleh karena itu mereka juga menanamnya di rumah. Jeruk kalamansi banyak dibudidayakan di Bengkulu, dan diproduksi secara besar-besaran untuk dijual dalam hasil olahan bernama sirup kalamansi. Permulaan gerakan budidaya jeruk kalamansi ditandai dengan pencanangan gerakan "satu desa satu produk" (OVOP: one village one product) oleh Wakil Presiden Boediono pada tahun 2009. Jeruk kalamansi juga dapat dijumpai di Bali dengan sebutan Melayu, yaitu limau kesturi.
B. MORFOLOGI TANAMAN
Buah jeruk kalamansi memiliki kulit dengan permukaan halus dan berpori minyak, berwarna kuning, atau berwarna hijau kekuning-kuningan. Besar jeruk kalamansi berdiameter antara 3–4 cm. Buah tersebut sangat kaya akan bulir-bulir sitrat yang mudah dipisahkan dan mengandung vitamin C. Satu buah jeruk kalamansi memiliki kandungan karbohidrat 3%, mineral 1%, asam askorbat 0,1%, dan asam sitrat 3%. Kulitnya kaya akan minyak esensial dan asam askorbat (0,15%). Satu jeruk kalamansi terdiri dari kira-kira 12 kalori, berisi sekitar 1,2 g serat, 37 mg kalium, 7,3 mg vitamin C, 57,4 mg IU vitamin A, 8,4 mg kalsium, 15,5 g air, dan 3,1 g karbohidrat.
Pohon jeruk kalamansi mampu tumbuh dengan ketinggian kira-kira 2–7 m, tumbuh tegak ramping, silindris, cabang yang padat, batang berduri, daun dan batang mengembang menyamping, memiliki akar tunggang dan dalam.
Daun jeruk kalamansi sangat aromatik, berbentuk oval, berwarna hijau gelap, permukaan atas mengilap, permukaan bawah berwarna hijau kekuningan, dan berukuran 4–7 cm. Pada bagian dekat tangkai, daunnya bertepi halus, semakin ke pucuk semakin bergerigi.
Bunga jeruk kalamansi terdiri dari bunga majemuk, memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga pada satu pohon, sehingga satu pohon kalamansi mampu melakukan pembuahan tanpa adanya pohon lain.
No comments:
Post a Comment