Sejuta Hal tentang Jeruk dan Lemon

Friday, 6 April 2018

Teknologi "Bujangseta", Buahkan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun


 



Agribisnis jeruk sering dihadapkan pada permasalahan yang lazim dirasakan oleh petani. Masalah tersebut antara lain masa produksi yang lama dan masa panen bersamaan yang mengakibatkan jatuhnya harga yang kurang menguntungkan bagi petani serta kualitas buah yang kurang bagus.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berupaya menghasilkan teknologi yang mampu memecahkan solusi bagi masalah petani dalam membudidayakan jeruk.

Salah satu teknologi baru yang dihasilkan yaitu Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun yang dikenal dengan Bujangseta diharapkan mampu mengatasi permasalahan petani.

Dr.Ir. Muhammad Taufiq Ratule Kepala Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika menjelaskan bahwa adanya inovasi ini mampu mengatasi permasalhan petani akan pembuahan jeruk yang hanya terjadi sekali panen raya yang berkisar di bulan Juni, Juli, Agustus.  Ke depan diharapkan petani dapat mengadopsi teknologi ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Menurut Ir. Arry Supriyanto, MS peneliti Balitjestro, konsep dari bujangseta adalah produksi jeruk yang bisa berbuah sepanjang tahun (off season) dan menghasilkan buah bermutu premium seragam, citarasa sesuai pasar, kulit buah mulus dengan harga memadai

Menurut keterangan Ady Cahyono, SP koordinator kebun Percobaan Banaran, dalam mengaplikasikan  teknologi bujangseta langkah-langkah/teknik yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Prunning atau pemangkasan 

Pengaturan tajuk atau kanopi dengan cara pemangkasan : cabang atau ranting yang sakit,  cabang atau ranting yang tumbuh berseberang kedalam tajuk, cabang atau ranting yang tumbu dominan, ranting bekas tangkai buah.
Tujuan dari pemangkasan adalah memacu pertumbuhan tanaman dimana tanaman akan tumbuh lebih sehat karena akan memacu pertunasan vegetatif dan generatif lebih seimbang, serta kelembaban dalam tajuk dapat dikurangi dan secara otomatis penyakit akan lebih mudah dikendalikan.



2. Nutrisi atau pemupukan

a. Pemberian nutrisi organik berupa pupuk kandang sebanyak 40 kg pada tanaman jeruk umur 4.5 tahun sehingga tekstur dan struktur  meningkat

b. Pola aplikasi peberian pupuk NPK majemuk yaitu kombinasi pemberian pupuk NPK dalam bentuk padat dan pupuk NPK dalam bentuk cair atau kocor secara bergantian dengan interval 1.5 bulan. Langkah pertama melakukan aplikasi pupuk NPK padat yang ditanam melingkar dan ditimbun dibawah tajuk bagian terluar tanaman dengan dosis 500 gr dengan interval perlakuan 3 bukan sekali.
Langkah kedua melakukan aplikasi pupuk NPK cair atau kocor dengan  cara melarutkan terlebih dahulu  pupuk pupuk NPK padat dengan konsentrasi (1000 gr) +  pupuk ZA (250 gr) yang dicairkan atau dilarutkan kedalam air sebanyak 200 liter dan di kocorkan merata pada 10 tanaman ( 20 liter pertanaman) secara merata pada tanah dibawah bagian tajuk tanaman , diberikan pada waktu 1,5 bulan setelah aplikasi pupuk padat,  dan dilakukan secara bergantian dengan interval pemberian 3 bulan sekali. Sehingga akan diperoleh kombinasi pemebian pupuk padat dan pupuk kocor secara bergantian masing masing 4 kali.  
Tujuan pemberian pola pemberian pupuk  kondisi tanaman yang sehat yang mampu  tumbuh dengan baik, berbuanga dan berbuah secara kontinyu.

 c. Aplikasi pupuk Kiserit (MgSO4)
Pemberian penambahan pupuk kiserit dengan dosis pemberian 50 gr per 20  liter air per aplikasi dan diberikan  pada saat umur buah 15 dan 25 minggu setelah bunga mekar.
Tujuan : untuk meningkatkan kadar rasa manis buah disaat masak fisiogis.



3. Pola pengendalian  hama dan penyakit

Upaya untuk mengendalikan penyakit dititikberatkan pada penyakit burik kusam, embun jelaga dengan mengendalikan hama penyebabnya diantaranya  Aphis, Trip, kutu dompolan  dan kutuk sisik dengan model pengendalian perpaduan antara monitoring dan interval pengendalian  secara berkala.
Tujuannya  siklus perkembangan dan serangan hama dan penyakit dapat dan mudah dikendalikan sehingga diperoleh buah yang berkualitas premium.




sumber : http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/
 
 
 
 
 
 
 

No comments: